Kabupaten Cirebon, Liputan12.com – Ambruknya Atap ruangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Talun, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, saat proses kegiatan belajar mengajar. Kejadian tersebut mengakibatkan 16 (enam belas) siswa terluka, 7 (tujuh) diantaranya mengalami luka berat, 2 (dua) siswa dilarikan ke RS Medimas dan 2 (dua) lainya dibawa ke Puskesmas terdekat. Selasa, (10/12/24).
Sejumlah masyarakat dan tokoh masyarakat mempertanyakan Kualitas bahan bangunan Atap yang digunakan. Pasalnya, renovasi atap yang menggunakan bahan baja ringan itu diduga menggunakan bahan material dengan kualitas di bawah standar. Hal itu mengakibatkan bahan material tersebut tidak kuat menahan berat beban dari genteng diatasnya.
Pasca kejadian tersebut, Dinas terkait memanggil pihak Sekolah guna dimintai keterangan lebih lanjut. Sementara Kepala Sekolah SMPN1 Talun, Sunarto, menyebut, bangunan atap yang runtuh sudah dibangun sebelum dirinya bertugas di sekolah itu.
“Untuk bangunan atapnya sendiri belum terlalu lama sekitar tahun 2021 begitu saya menjabat di sini sudah ada bangunan atapnya,” katanya kepada awak media.
Disisi lain, rehab bangunan tersebut dikerjakan di tahun 2021 lalu, yang saat itu dijabat oleh Yeni selaku Kepsek di tahun tersebut. Yeni mengaku, dirinya belum ada panggilan dari pihak Dinas Pendidikan terkait adanya renovasi bangunan yang kini sudah ambruk.
“Untuk panggilan sih belum, baru mendapat telepon saja dari Kadisdik dan Kabid menanyakan hal itu,” ujar Yeni di ruang kerjanya, Kamis, (12/12/24).
Terkait itu, sambung Yeni, “saya juga tidak tahu menahu karena tidak dilibatkan dalam proses renovasi atap ruang kelas, semua dikelola dinas, kami hanya menerima manfaat saja,” ungkapnya.
Sementara, hingga berita ini diterbitkan, pihak Dinas terkait belum bisa dimintai keterangan atas kejadian di SMP N 1 Talun, lalu siapa yang salah "Penerima kerjaan atau pemberi kerjaan, publik menunggunya"
Bung Arya
0 Komentar